Kualitas Internet di Indonesia: Tantangan Pemerataan dan Perbandingan yang Adil

Berita1022 Dilihat

Kuncishock News – Kualitas internet di Indonesia masih menjadi sorotan karena beberapa laporan Speedtest menempatkan Indonesia dalam kategori lambat, bahkan berada di peringkat terbawah di kawasan Asia Tenggara.

Pada bulan Agustus, Indonesia berada di peringkat kedelapan untuk kategori broadband tetap (fixed broadband) dan mobile di Asia Tenggara.

Kecepatan internet di Indonesia mencapai 24,01 Mbps untuk mobile dan 26,12 Mbps untuk broadband tetap.

Peringkat ini jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Brunei yang menjadi negara tercepat untuk internet mobile di Asia Tenggara dengan kecepatan 120 Mbps, serta Singapura dengan kecepatan broadband tetap mencapai 26,12 Mbps.

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif, menilai bahwa perbandingan ini tidak adil. Ia menunjukkan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih besar dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan tersebut.

Arif menyarankan untuk membandingkan kota-kota di Indonesia, seperti Jakarta, yang mungkin dapat bersaing dengan negara-negara tetangga.

“Saya berani jamin kita bersaing, saya yakin bisa mencapai 150 Mbps, mungkin penggunanya bisa, dari segi kualitas internet. Tapi jika kita membandingkannya dengan seluruh Indonesia, jelas hasilnya akan terlihat lebih lambat,” ujar Arif dalam acara “Sustainability Operator Telekomunikasi Kunci Tangguhnya Ekosistem Digital Di Indonesia” yang diadakan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 2023.

Dia menekankan pentingnya membandingkan data dengan benar dan adil, serta menyesuaikan dengan konteks yang sesuai.

Menurutnya, perhitungan rata-rata atau median yang digunakan dalam pemeringkatan tersebut tidak selalu adil, dan faktor-faktor seperti ukuran populasi harus dipertimbangkan dengan cermat.

Dalam konteks ini, Direktur Penataan Sumber Daya Ditjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika, Denny Setiawan, juga berpendapat bahwa perhitungan kecepatan internet harus lebih adil dan memperhatikan konteks yang sesuai.

Denny menantang pembandingan antara Indonesia dengan negara-negara lain seperti India dan China, mengingat perhitungan yang hanya mengandalkan rata-rata atau median mungkin tidak akan memberikan gambaran yang akurat.

Arif menegaskan bahwa fokus saat ini harus lebih diberikan pada pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia.

Sebelum membicarakan peningkatan kualitas internet, penting untuk memastikan bahwa akses internet sudah merata di seluruh negeri. Ia menegaskan, “Kita tidak perlu membahas kualitas terlebih dahulu, yang penting adalah pemerataan. Jika akses belum merata, bagaimana kita bisa meningkatkannya? Kami harus memastikan setidaknya ada koneksi minimal”.

Dengan pemerataan akses yang lebih baik, Indonesia dapat lebih maju dalam hal kualitas dan kemudahan akses bagi seluruh penduduknya.