Kuncishock News – Dalam era modern yang semakin didominasi oleh transaksi non-tunai dan perkembangan teknologi digital, banyak orang bertanya-tanya tentang masa depan uang kertas.
Direktur Utama Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), Dwina Septiani Wijaya, berbicara terbuka mengenai hal ini.
Dalam BUMN Performance Report 2023 di CNBC Indonesia, Dwina mengakui bahwa banyak pertanyaan muncul mengenai peran perusahaan pencetak di tengah arus digitalisasi yang sedang berlangsung. Dia menyampaikan pandangannya tentang masa depan.
Dwina menjelaskan bahwa uang kertas tidak akan mengalami masa sulit dalam waktu dekat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.
Meskipun pertumbuhan penggunaan uang kertas mungkin melambat di negara-negara maju, di negara-negara dengan populasi besar seperti di Afrika dan Asia, permintaan akan kertas masih cukup tinggi.
“Kalau dulu pertumbuhannya mencapai belasan persen, sekarang mungkin hanya sekitar 6 persen,” ungkapnya.
Artinya, meskipun era non-tunai semakin mendominasi, permintaan terhadap kertas tidak akan menjadi masalah yang besar.
Tetap akan ada pertumbuhan yang berkelanjutan yang menjadi dasar eksistensi kertas.
Pandangan ini mencerminkan bahwa meskipun teknologi terus berkembang dan masyarakat semakin beralih ke transaksi digital, uang kertas tetap memiliki tempatnya dalam sistem keuangan global.
Ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti preferensi individu, stabilitas ekonomi, dan kebijakan pemerintah.
Sebagai hasilnya, sementara pergeseran menuju uang digital terus berlanjut, kertas tetap akan menjadi bagian integral dari ekonomi global untuk waktu yang lama.
Dalam hal ini, perkembangan teknologi dan uang kertas dapat berdampingan untuk memenuhi kebutuhan beragam dari masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa meskipun transaksi non-tunai dan mata uang digital semakin umum digunakan, kertas masih memiliki beberapa kelebihan.
Salah satunya adalah anonimitas yang lebih tinggi, yang tidak selalu bisa ditemukan dalam transaksi elektronik yang sering meninggalkan jejak digital.
Oleh karena itu, banyak orang masih memilih menggunakan kertas untuk keperluan tertentu, seperti pembayaran tunai di tempat-tempat yang tidak menerima pembayaran digital.
Selain itu, uang kertas juga dapat menjadi cadangan nilai yang stabil dalam situasi-situasi darurat ekonomi atau keuangan yang tidak stabil. Ini menjadikan kertas sebagai aset yang dapat diandalkan dalam keadaan tertentu.
Pendekatan Peruri terhadap masa depan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut terus beradaptasi dengan perubahan zaman.
Mereka menyadari bahwa sementara teknologi terus maju, kertas masih memiliki peran penting dalam ekosistem keuangan global.
Dalam konteks ini, Peruri mungkin juga sedang mempertimbangkan inovasi dalam desain dan keamanan uang kertas mereka untuk menjaga relevansinya.