Selain itu, perusahaan tersebut juga menghadapi masalah utang yang cukup besar, dengan utang jangka panjang senilai US$ 2,91 miliar.
Perusahaan ini mengakui bahwa jika mereka gagal memperbaiki likuiditas dan profitabilitas operasional mereka, mereka harus mempertimbangkan strategi alternatif seperti restrukturisasi utang, mencari pendanaan baru, mengurangi aktivitas bisnis, atau menjual aset.
Keseluruhan, situasi WeWork mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang mengandalkan bisnis fisik di tengah perubahan paradigma kerja akibat pandemi dan persaingan yang semakin ketat.
Dengan harga saham yang anjlok dan tekanan keuangan yang meningkat, masa depan WeWork tampaknya akan terus menjadi sorotan.