Kinerja CIMB Niaga (BNGA) dan Potensinya yang Menarik

Berita, Bisnis, Informasi741 Dilihat

Kuncishock News – Kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) menunjukkan soliditas yang mengundang perhatian, sementara valuasinya terbilang menarik.

Dengan pencapaian-pencapaian tersebut, saham ini menjadi subjek yang patut diperhatikan.

Selama semester pertama tahun 2023, CIMB Niaga melaporkan peningkatan laba konsolidasi sebesar 27,34%, mencapai angka Rp3,26 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,56 triliun.

Laporan keuangan juga mengungkapkan bahwa laba hanya dari bisnis perbankan selama semester pertama tahun ini mencapai Rp3,11 triliun, melebihi pencapaian di tahun 2022 yang sebesar Rp2,39 triliun.

Keberhasilan ini dipicu oleh pendapatan bunga yang tumbuh menjadi Rp11 triliun dari Rp9,27 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, beban operasional Bank CIMB Niaga yang konsolidasi mengalami penurunan dari Rp2,73 triliun menjadi Rp4,16 triliun.

Hal ini diimbangi dengan peningkatan pendapatan komisi menjadi Rp1,79 triliun dari sebelumnya Rp1,2 triliun.

Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga mengalami peningkatan, mencapai 4,61% pada Juni 2023 dari 4,54% pada Juni 2022.

Pada level bank saja, NIM mencapai 4,42% dibandingkan 4,36% pada semester pertama 2022.

Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menunjukkan efisiensi dalam operasional bank, dan rasio ini menurun menjadi 73,09% dari 74,01% sebelumnya.

Dalam hal penyaluran kredit, CIMB Niaga telah mendorong kredit hingga mencapai Rp205,07 triliun pada Juni 2023, mencatat kenaikan sebesar 8,11% sejak tahun lalu. Aset bank naik 6,01% menjadi Rp329,68 triliun.

Sementara pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross/bruto menurun dari 3,6% menjadi 2,56% hingga akhir Juni 2023. Rasio NPL neto juga menurun dari 0,99% menjadi 0,75%.

CIMB Niaga berhasil mencapai dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp235,78 triliun pada Juni 2023, meningkat 1,55% dibandingkan tahun lalu.

Namun, dana murah atau Current Account Savings Accounts (CASA) mengalami penurunan dari Rp152,65 triliun menjadi Rp151,6 triliun.

Peranan kredit ritel (Konsumer dan EBB) terhadap total kredit CIMB Niaga telah meningkat signifikan dari 35,88% di 2018 menjadi 45,92% di 2022.

Sementara itu, dalam lima tahun terakhir, CIMB Niaga berhasil meningkatkan CASA dari 52,61% di 2018 menjadi 63,57% di 2022.

Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) telah mengalami peningkatan yang baik, dari 19,66% di 2018 menjadi 23,21% (konsolidasi; individual 22,73%) per 30 Juni 2023.

Efisiensi bisnis bank juga tercermin dalam penurunan rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) dari 74,01% pada Juni 2022 menjadi 73,09% pada Juni 2023.

Valuasi saham BNGA masih menarik, diperdagangkan pada rasio price-to-book value (PBV) sebesar 0,97 kali, di bawah rerata industri (PBV 1,41 kali).

Meskipun rasio PBV BNGA lebih tinggi daripada beberapa rekan sekelasnya, seperti BDMN (0,64 kali), BNLI (0,91 kali), dan PNBN (0,69 kali), hal ini tidak mengurangi daya tarik valuasi sahamnya.

Perjalanan CIMB Niaga

Berdiri pada 26 September 1955, PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menjadi pemain penting dalam industri perbankan Indonesia.

Dikenal sebagai penyedia produk dan layanan berkualitas, CIMB Niaga meraih prestasi signifikan dalam perkembangan industri perbankan di Indonesia.

Pada 1987, CIMB Niaga menjadi bank lokal pertama yang memperkenalkan layanan perbankan melalui mesin Automatic Teller Machine (ATM) di Indonesia, membawa Indonesia ke dalam era perbankan modern.

Pada 29 November 1989, BNGA terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta/BEJ dan Bursa Efek Surabaya/BES (sekarang Bursa Efek Indonesia/BEI).

CIMB Group Holdings Berhad, pemegang saham mayoritas BNGA, mengakuisisi mayoritas saham dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) pada 2002.

Pada 2004, dengan izin dari Bank Indonesia, CIMB Niaga mulai menawarkan layanan perbankan berdasarkan prinsip syariah.

Pada 2005, pemegang saham mayoritas CIMB Group, Khazanah, mengakuisisi Lippo Bank.

Pada 2007, kepemilikan saham Lippo Bank dialihkan ke CIMB Group dalam reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi seluruh anak perusahaan CIMB Group di bawah platform universal banking.

CIMB Niaga saat ini menjadi bagian dari CIMB Group, salah satu grup perbankan universal terbesar di ASEAN dengan jaringan yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Kamboja, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos, dan Filipina.

CIMB Niaga terus menyediakan produk dan layanan perbankan komprehensif mulai dari perbankan konsumer, perbankan usaha kecil dan menengah (UKM), perbankan komersial, hingga perbankan korporasi.

Dukungan terhadap kapabilitas tresuri, transaksi perbankan, dan layanan perbankan syariah juga menjadi bagian integral dari pelayanan mereka.