Beton Kota Sebagai Penyebab Pemanasan Global

Berita443 Dilihat

Kuncishock News – Sudah umum diketahui bahwa area perkotaan cenderung lebih panas dibandingkan dengan pedesaan. Hal ini disebabkan oleh aktivitas yang padat, bangunan seperti beton, dan jalan raya yang memanaskan daerah perkotaan. Fenomena ini dikenal sebagai ‘urban warming bias’ atau ‘urban heat islands’.

Sebuah laporan dari Ceres-Science menyatakan bahwa meskipun area perkotaan hanya mencakup 4% dari seluruh lahan di Bumi, banyak peneliti cuaca dan iklim yang mengukur suhu global hanya berfokus pada area perkotaan.

Hal ini menimbulkan kecurigaan bahwa data pemanasan global bisa terpengaruh oleh efek urban heat islands.

Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal ‘Climate’ oleh 37 peneliti dari 18 negara mencoba untuk menyelidiki fenomena ini serta menghubungkannya dengan pemanasan global akibat perubahan iklim.

Sebelumnya, lembaga antar pemerintah UN terkait Perubahan Iklim (IPCC) menyatakan bahwa urban warming bias hanya berkontribusi kurang dari 10% terhadap pemanasan global.

Namun, studi terbaru ini mengindikasikan bahwa kontribusi urban warming terhadap perubahan iklim bisa mencapai 40% sejak tahun 1850.

Studi ini juga menemukan bahwa estimasi aktivitas Matahari yang digunakan oleh IPCC mungkin telah mengabaikan peran penting Matahari dalam pemanasan global.

Penelitian ini mencatat bahwa ada faktor-faktor lain selain aktivitas manusia yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, seperti material infrastruktur perkotaan (seperti jalan aspal, bangunan, dan kaca) serta perubahan aktivitas Matahari.

Studi ini membuka pandangan baru dalam pemahaman ilmiah tentang penyebab perubahan iklim.

Dengan temuan ini, menjadi jelas bahwa perubahan iklim melibatkan banyak faktor yang kompleks, bukan hanya aktivitas manusia.

Namun, temuan ini juga menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemahaman tentang perubahan iklim.

Peran infrastruktur perkotaan, seperti jalan aspal, tembok bangunan, dan kaca, ternyata memiliki dampak yang signifikan dalam mempengaruhi suhu lingkungan.

Selain itu, peran Matahari yang sebelumnya dianggap remeh oleh beberapa estimasi aktivitas IPCC, sekarang terlihat memiliki kontribusi yang lebih besar dalam tren pemanasan global.

Hal ini menggugah perhatian akan pentingnya memahami secara komprehensif bagaimana berbagai faktor saling berinteraksi dalam menyebabkan perubahan iklim.

Meskipun aktivitas manusia tetap menjadi salah satu penyebab perubahan iklim yang signifikan, temuan ini menekankan bahwa kita perlu mempertimbangkan semua faktor yang berkontribusi terhadap perubahan suhu global.

Hal ini akan membantu merumuskan kebijakan dan tindakan yang lebih efektif dalam menghadapi perubahan iklim di masa depan.