Pernyataan Faisal Basri Mengenai Hilirisasi Nikel Ditepis oleh Deputi Luhut

Berita, Informasi455 Dilihat

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto, telah memberikan tanggapannya terkait program hilirisasi nikel yang telah dicanangkan di Indonesia.

Tanggapan ini muncul setelah pernyataan ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, yang mempertanyakan dasar pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai hilirisasi nikel.

Presiden Jokowi sebelumnya menyebutkan bahwa program hilirisasi nikel dapat menghasilkan nilai ekspor yang signifikan, mencapai US$ 33,8 miliar atau sekitar Rp 510 triliun pada tahun 2022.

Namun, Faisal Basri meragukan dasar dan sumber pernyataan tersebut.

Dalam blog pribadinya, Faisal Basri mengungkapkan keraguan terhadap pernyataan Presiden, menyatakan bahwa pernyataan tersebut tidak memiliki dasar perhitungan yang jelas.

Menanggapi hal ini, Seto dari Kemenko Marves memberikan penjelasan dalam penjelasan panjangnya, yang dia beri judul ‘Sesat Berfikir Hilirisasi Faisal Basri’.

Dalam penjelasannya, Seto mengklarifikasi klaim-klaim Faisal Basri yang meragukan pernyataan Presiden.

Salah satunya adalah klaim bahwa angka ekspor produk hilirisasi nikel senilai Rp 510 triliun yang disampaikan Presiden Jokowi salah.

Seto menjelaskan bahwa angka ini sebenarnya telah mencakup ekspor produk turunan nikel seperti nickel matte dan Mixed Hydrate Precipitate (MHP), yang memiliki nilai signifikan.

Seto juga menyanggah klaim Faisal Basri bahwa pemerintah mendapatkan penerimaan negara yang lebih kecil dengan melarang ekspor bijih nikel.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah sebenarnya memberikan harga bijih nikel yang terjangkau kepada smelter, dan bahwa nilai tambah dari hilirisasi nikel tidak hanya dinikmati oleh investor China.

Selain itu, Seto juga menjelaskan bahwa klaim Faisal Basri tentang hilirisasi nikel tidak menimbulkan pendalaman industri tidak tepat.

Dia menyebutkan bahwa program hilirisasi ini telah menghasilkan ekspor dengan nilai yang signifikan, dan menyebut kesalahan Faisal Basri terletak pada kurangnya pemahaman mengenai perkembangan terbaru dalam program hilirisasi.

Seto menyebutkan bahwa ekspor nickel matte dan MHP pada tahun 2022 adalah sekitar US$ 3,8 miliar dan US$ 2,1 miliar.

Jika ditambah dengan produk turunan nikel lainnya, total nilai ekspor hilirisasi nikel mencapai US$ 34,3 miliar, sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi.

Dengan tanggapannya ini, Seto berusaha mengklarifikasi dan memperjelas fakta-fakta terkait program hilirisasi nikel serta merespons kritik yang diajukan oleh Faisal Basri.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com