Kuncishock News – Polusi udara telah diakui sebagai ancaman serius terhadap kesehatan manusia. Selain mengganggu sistem pernapasan, dampak negatif dari polusi juga dapat merembet ke sistem hormon dalam tubuh.
dr. Meryl Kallman, Clinical & Scientific Lead dari AsaRen, mengungkapkan bahwa dalam periode terakhir, banyak penduduk di wilayah Jabodetabek yang mengalami gangguan pada sistem hormon, yang ditandai dengan masalah seperti jerawat yang tiba-tiba muncul atau terganggunya siklus menstruasi.
“Baru-baru ini, banyak pasien yang mengeluh mengalami jerawat, padahal sebelumnya tidak pernah,” ungkap dr. Mimi dalam wawancara dengan CNBC Indonesia di Jakarta pada Senin (14/7/2023).
dr. Mimi menjelaskan bahwa polusi udara memiliki potensi untuk mengganggu fungsi hormon manusia, termasuk hormon reproduksi dan hormon tiroid.
Polutan dalam polusi termasuk dalam kategori “endocrine disruptor” atau senyawa kimia yang bisa mengganggu keseimbangan fungsi hormon normal dalam tubuh.
“Hampir semua hormon bisa terpengaruh, termasuk hormon seks yang berhubungan dengan siklus menstruasi, hormon tiroid yang mengatur metabolisme, dan hormon adrenalin,” kata dr. Mimi.
dr. Arief Wibowo, Head of Clinical & Research di AsaRen, menjelaskan bahwa hormon berperan dalam mengendalikan hampir seluruh fungsi organ tubuh.
Polusi yang masuk ke dalam tubuh dapat mengganggu keseimbangan hormon dan menyebabkan respons negatif pada tubuh.
“Perubahan hormon yang disebabkan oleh polusi dapat menyebabkan masalah seperti hipertensi, gagal jantung, aritmia, masalah kulit, dan lainnya,” kata dr. Arief.
Studi yang diterbitkan dalam Human Reproduction menyatakan bahwa polusi udara dapat secara tidak langsung memengaruhi siklus menstruasi melalui gangguan pada aktivitas hormon reproduksi.
Selain itu, penelitian sebelumnya juga menemukan hubungan antara polusi udara dengan masalah infertilitas dan kondisi hormonal lain pada wanita, seperti sindrom ovarium polikistik.
Untuk menghadapi kondisi udara yang semakin memburuk, dr. Mimi menyarankan masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat guna mengurangi risiko penyakit akibat kualitas udara yang buruk. Salah satunya adalah menjaga pola makan yang seimbang.
“Rekomendasi yang diberikan oleh para ahli sejak lama masih berlaku, yaitu menjalani gaya hidup sehat, tidur cukup, minum air yang cukup, serta mengonsumsi nutrisi yang tepat,” tegas dr. Mimi.