Rencana pemisahan BTN Syariah ini mencerminkan komitmen BTN untuk lebih fokus dalam mengembangkan layanan dan produk syariah, serta meningkatkan kontribusi BTN dalam industri perbankan syariah yang berkembang pesat di Indonesia.
Dalam upayanya untuk memperkuat eksistensinya di sektor perbankan syariah, Bank Tabungan Negara (BTN) tengah mengkaji beberapa opsi yang berkaitan dengan unit usaha syariah (UUS)-nya.
Langkah ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kontribusi BTN di bidang pembiayaan syariah, khususnya dalam pembiayaan perumahan untuk masyarakat dengan pendapatan rendah.
Direktur Risk Management Bank BTN, Setiyo Wibowo, mengungkapkan bahwa proses spin-off BTN Syariah untuk menjadikannya Bank Umum Syariah (BUS) terus berlanjut.
Selama proses ini berlangsung, beberapa opsi telah dipertimbangkan dengan cermat.
Opsi pertama adalah dengan mendirikan perusahaan baru atau mengajukan lisensi baru untuk mendirikan Bank Umum Syariah yang sepenuhnya baru.
Opsi ini akan memungkinkan BTN untuk memiliki kendali penuh terhadap operasional.
Opsi kedua adalah melalui akuisisi Bank Umum Syariah yang sudah ada di pasar.
Dalam skenario ini, BTN akan membeli bank syariah yang sudah beroperasi dan menggabungkannya dengan BTN Syariah.
Hal ini akan memperluas portofolio BTN Syariah dan memungkinkan pengalaman lebih baik bagi pelanggan.