Ekspor Indonesia Batu Bara dan Minyak Kelapa Sawit Anjlok, Pengaruh Besar terhadap Ekspor Indonesia

Informasi462 Dilihat

Pada bulan Juli 2023, Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam ekspor komoditas utamanya, terutama pada sektor batu bara dan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), yang sebelumnya menjadi andalan ekspor negara ini. Data yang diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan disampaikan oleh Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menunjukkan bahwa nilainya pada Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar, mengalami penurunan sebesar 18,03% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa komoditas batu bara mengalami penurunan drastis sebesar 46,12% menjadi US$2,55 miliar, meskipun volume ekspornya mengalami peningkatan. Penurunan ini memiliki dampak besar pada total ekspor nasional, mengingat batu bara memiliki porsi ekspor sebesar 12,98%.

“CPO juga mengalami penurunan sebesar 19,25% menjadi US$2,28 miliar, dengan porsi ekspor sebesar 11,59%,” papar Amalia dalam konferensi pers pada Selasa (15/8/2023).

Selain itu, komoditas besi dan baja juga berperan penting dalam ekspor Indonesia dengan porsi sebesar 11,25%. Dalam perbandingan tahun ke tahun, sektor ini mengalami peningkatan sebesar 11,71%, dengan total ekspor senilai US$2,21 miliar.

Amalia menambahkan, “Dalam total ekspor non-migas Indonesia pada Juli 2023, nilai ekspor dari ketiga komoditas ini berkontribusi sebesar 35,82%.”

Penurunan tajam dalam ekspor batu bara dan CPO menjadi perhatian, karena sebelumnya kedua komoditas ini memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dampak dari penurunan ini menunjukkan perlunya diversifikasi ekspor untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas tertentu dan menjaga ketahanan ekonomi negara.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com