Kelangkaan Minyakita – Jelang Hari Raya Idul Fitri, harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Indonesia mengalami kenaikan. Salah satu yang paling mencolok adalah minyak goreng merek Minyakita dan curah yang mengalami kelangkaan dan mahal.
Di Depok, Jawa Barat, misalnya, harga Minyakita yang biasanya Rp16 ribu per liter naik menjadi Rp18 ribu per liter. Minyak goreng curah juga naik dari Rp15 ribu per liter menjadi Rp16.200 per liter.
Kelangkaan dan kenaikan harga ini tentu saja membuat pedagang dan masyarakat khawatir. Pedagang khawatir akan kehilangan pelanggan karena harga yang mahal. Sementara itu, masyarakat khawatir tidak mampu membeli kebutuhan pokok untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Minyakita dan Curah Langka dan Mahal
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (KUPTD) Pasar Tugu, Ikhwan Suryadin Nasution, mengatakan bahwa Minyakita dan curah sudah tidak ada di Pasar Tugu sejak pekan lalu. Pedagang pun kesulitan mendapatkan dua jenis minyak tersebut.
“Kalaupun ada, harganya mahal. Minyakita yang biasanya Rp16 ribu per liter sekarang menjadi Rp18 ribu per liter. Minyak curah juga naik dari Rp15 ribu per liter menjadi Rp16.200 per liter,” kata Ikhwan, Selasa (26/3).
Ikhwan menjelaskan, kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng ini terjadi karena Minyakita dan curah menjadi primadona di kalangan konsumen.
“Minyakita dan curah ini diluncurkan oleh Kemendag pada Juli 2022 untuk menekan harga minyak goreng. Karena kualitasnya sama dengan merek premium, banyak orang yang beralih ke Minyakita dan curah,” ujarnya.
Harga Kebutuhan Pokok Lainnya Naik
Selain minyak goreng, harga kebutuhan pokok lainnya di Depok juga mengalami kenaikan. Cabai rawit hijau naik dari Rp35 ribu per kilogram menjadi Rp37 ribu per kilogram. Bawang merah Brebes ukuran sedang naik dari Rp30 ribu menjadi Rp33 ribu per kilogram. Tomat merah juga naik menjadi Rp23 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp22 ribu per kilogram.
Kepala UPTD Pasar Kemirimuka, Budi Setyanto, Kepala UPTD Pasar Cisalak, Budi Haryanto, Kepala UPTD Pasar Sukatani, Tri Handoko, dan Kepala UPTD Pasar Agung, Raden Hermawan, kompak mengaku bahwa dalam monitoring pangan dan kebutuhan pokok, mereka menemukan kelangkaan dan kenaikan harga.
“Minyak goreng merk Minyakita dan curah mulai kosong di pasar tradisional mendekati Idul Fitri 2024. Kalau pun tersedia, harganya mahal. Rata-rata semua pedagang minyak goreng tidak memiliki stok Minyakita untuk dijual,” kata mereka.
Kekhawatiran Pedagang dan Masyarakat
Kelangkaan dan kenaikan harga kebutuhan pokok ini tentu saja membuat pedagang dan masyarakat khawatir. Pedagang khawatir akan kehilangan pelanggan karena harga yang mahal. Sementara itu, masyarakat khawatir tidak mampu membeli kebutuhan pokok untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Langkah Pemerintah
Pemerintah Kota Depok telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga kebutuhan pokok ini. Di antaranya, melakukan operasi pasar dan sidak ke distributor.
“Kami akan terus melakukan operasi pasar dan sidak ke distributor untuk memastikan ketersediaan dan harga kebutuhan pokok,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, Zamrowi.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan membeli kebutuhan pokok secara berlebihan.
“Masyarakat diharapkan tidak panik dan membeli kebutuhan pokok secukupnya. Pemerintah akan terus berusaha untuk mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga kebutuhan pokok ini,” imbuhnya.
Kelangkaan dan kenaikan harga kebutuhan pokok jelang Hari Raya Idul Fitri merupakan fenomena yang terjadi setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti meningkatnya permintaan, penimbunan oleh spekulan, dan distribusi yang tidak merata.
Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang lebih konkrit untuk mengatasi masalah ini. Di antaranya, meningkatkan produksi dan distribusi kebutuhan pokok, serta memberikan sanksi tegas kepada para spekulan.
Masyarakat juga diharapkan untuk lebih cerdas dalam berbelanja dan tidak mudah terpengaruh oleh harga yang tinggi.